STUDY ISLAM 3
MENGENAL DIRI SENDIRI (MA’RIFATUL INSAN)
Disusun Oleh :
Khodaria Purboyati (0901070023)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2011
MENGENAL DIRI SENDIRI (MA’RIFATUL INSAN)
Siapakah saya???
Jika ada pertanyaan seperti di atas siapakah saya? Maka ada berbagai macam jawaban yang datang, tergantung siapa yang menjawabnya. Dan ketika kami diberi pertanyaan sepeerti itu kami menjawab, kami adalah seorang manusia ciptaan Allah swt. Jika pendapat itu dibandingkan dengan sebuah pernyataan dari konsep tawazun, yang mengatakan bahwa, manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terdiri atas jasad, ruh , dan akal dengan tugas mengabdi kepada Allah dan sebagai khalifah di muka bumi.
Dari konsep tawazun tersebut, dapat dipahami bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terdiri dari 2 bagian pokok yakni jasad dan ruh. Atau bahasa yang lebih dikenal sehari-hari adalah jasmaniyah dan rukhaniyah. Secara jasmaniyah atau lahiriyah manusia diciptakan dari sari pati air hina, dalam hal ini adalah air mani. Tentunya melalui sebuah peristiwa luar biasa, berupa peristiwa pertemuan antara sel sperma dan sel ovum. Yang kemudian dengan izin Allah terbentuk embrio / bakal manusia. Secara rukhaniyah, manusia dapat hidup dan menjalani serangkaian perjalanan kehidupan di dunia tak lain karena Allah menanamkan ruh ke dalam jasmani. Dan ruh inilah yang tentunya akan kembali kepada sang pemiliknya yaitu Allah pada suatu saat yang telah ditentukan. Ayat berikut ini yang menerangkan penciptaan manusia QS. ayat 7-9 yang artinya
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik – baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah (7) Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air hina (air mani) (8) Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh (ciptaan)Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran , penglihatan dan hati ,(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”.
Manusia diciptakan Allah dengan banyak keistimewaan dibandingkan dengan makhluk yang lain, diantara keistimewaan tersebut antara lain :
1. Segi Penciptaan
Sebagaimana firman Allah SWT, manusia adalah sebaik – baik ciptaanNya. Dalam Q. S Ath – Thin (4) :
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Manusia diciptakan dengan kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lain. Dari sari pati tanah Allah menciptakan manusia yang didalamnya terkandung beberapa sifat yaitu baik dan buruk, bahagia dan sedih, mulia dan hina.
2. Segi Ilmu
Allah Azza wa Jalla Yang Maha Berilmu, telah menetapkan dan mengajarkan kepada manusia. Dalam firmanNya, Q. S Al Baqarah (31) :
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
Dalam ayat lain, Q.S Al – ‘Alaq (5) :
Artinya “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Manusia dimuliakan dengan dikaruniai akal sehingga dapat menyerap ilmu, memahami, menjelaskan, serta mengembangkannya. Maka apabila semua kelebihannya itu hilang, hilanglah pula yang membedakannya dengan hewan kecuali satu yaitu manusia dapat berbicara sedangkan hewan tidak (Miftahu Darus Sa’adah, Ibnu Qayyim, I / 167).
3. Segi Kehendak
Allah telah memberikan kepada manusia kelebihan berupa kebebasan dalam berkehendak karena dalam diri manusia mengandung tiga unsur jiwa, yaitu kekuatan, syahwat, dan iradah (kecenderungan yang baik). Menggunakan kelebihan yang diberikan Allah tersebut manusia dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil untuk hidupnya. Dalam Q.S Al – Insan (3), Allah berfirman :
Artinya “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.”
Manusia berbeda dengan Malaikat yang hanya memiliki satu kehendak yaitu taat kepada Allah. Untuk itu, manusia harus bijaksana dalam berkehendak.
4. Segi Posisi
Manusia diciptakan Allah dengan kedudukan yang tinggi dibanding dengan yang lainnya. Di bumi ini manusia diberikan perintah untuk menjadi pemimpin yang akan memperlakuakan alam sebijaksana mungkin. Dengan demikian dapat memberikan kesejahteraan bagi makhluk hidup yang lain.
Dalam Q.S Al – Baqarah (29) :
Artinya “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
5. Segi Kemampuan Berbicara
Kemampuan berbicara yang diberikan Allah untuk manusia supaya manusia dapat berbicara dan bersuara. Dalam Q.S Ar – Rahman (1-4) :
Artinya “(Tuhan) Yang Maha Pemurah,”
Artinya “Yang telah mengajarkan al Quran.”
Artinya “Dia menciptakan manusia.”
Artinya “Mengajarnya pandai berbicara.”
6. Segi Kemampuan Akal, Pengamatan, Intuisi dan Imajinasi
Kelebihan – kelebihan yang diberikan Allah seperti akal, iuntuisi dan imajinasi membuat manusia dapat menghayalkan sesuatu yang belum pernah terfikirkan oleh siapapun. Dengan kemampuan tersebut, maka manusia dapat menguasai dan mengembangkan ilmu yang tujuannya adalah untuk kesejahteraan semua umat yaitu ciptaan Allah SWT.
7. Segi Tendensi Moral
Manusia memiliki peluang untuk ‘dibentuk’ menjadi baik atau buruk. Bahkan bisa berperan ganda, sebagaimana orang munafik . Berbagai macam sifat dan sikap bisa dimiliki secara bersamaan. Pada dasarnya semua manusia terlahir dalam keadaan fitrah. Akan tetapi kefitrahan itu selanjutnya bergantung pada masing – masing individu. Bisa saja derajad manusia di bawah derajat makhluk yang lain seandainya manusia salah dalam mengambil jalan hidup. Seperti firman Allah dalam Q.S A’ Raf (179) :
Artinya “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Wazhifatul Insan
Wazhifatul Insan
Wazhifah atau tugas yang di emban manusia di bumi pada dasarnya ada 2 yaitu tugas ibadah dan tugas khalifah. Manusia diciptakan Allah tidak untuk main-main melainkan menuju kepastian akan tujuan sebagai makhluk Allah.Sebagaimana firman Allah dalam surat QS.Al-qiyamah ( 36 ) yang artinya Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban).
1. Tugas Ibadah
Ibadah adalah segala amal perbuatan yang diniatkan karena Allah dan unutk mendapat ridlo Allah semata. Sehingga amat pentinglah arti niat itu, sebagaimana Sabda Rosululloh SAW, “Sesungguhnya sah tidaknya sebuah amal tergantung ada niat”(HR, Bukhari – Muslim).
Perintah beribadah ini tercantum dalam QS Adz Dzariyat (51) : 56
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
2. Tugas Khalifah
Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah : 30
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Tugas Kekhalifahan ini berhubungan erat dengan tugas yang pertama, yakni ibadah kepda Allah secara total. Allah yakin bahwa manusia dapat melaksanakan perintahNya dengan baik dan benar. Oleh karena itu, manusia diberi gelar oleh Allah sebagai khalifah di bumi. Dan manusia yang lalai, melupakan akan tugasnya sebagai hamba terhadap Rabb-nya ialah manusia yang layak dikatakan bukan manusia. Seperti dalam Q.S Al – A’raf (197) :
“Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang – orang yang lalai.”
Sehingga, kembali kepada diri saya siapa? Adalah saya seorang hamba Allah yang harus patuh, tunduk, dan taat terhadap seluruh perintah-perintah Allah.
Kesimpulan:
Kita adalah manusia yang diciptakan oleh Allah swt, dari sari pati tanah yang kemudian Allah memasukkan ruh ke dalamnya. Kami adalah sebaik-baik makhluk yang diberi kelebihan dibandingkan dengan makhluk lain. Sehingga Allah menganugerahkan kepada manusia sebuah pangkat, yakni dijadikan khalifah di bumi Allah ini. Manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan, kelebihan berupa akal. Adapun kelemahan sebagai jalan agar manusia selalu belajar untuk memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik, dan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Al- Quran dan terjemahannya.
Anonimus. 2009 . Membangun Intelektual Muslim yang Tangguh .LPPI: UMP
Selasa , 25 Oktober 2011 pukul : 19:00
Selasa , 25 )oktober 2011 pukul : 19 : 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar